JALAN TOL SOLO KERTOSONO, Proyek Jalan Tol


JALAN TOL SOLO – KERTOSOSONO
UD. AURELIA SANJAYA TURUT SUMBANGSIH
DALAM PROYEK JALAN TOL SOLO - KERTOSONO

Pembebasan Lahan Tol Solo-Kertosono Baru 75%
Proyek jalan tol ini akan memakan dana investasi sebesar Rp8,96 T.
VIVAnews - Direktur PT Cinere Serpong Jaya,  Maria Wahono, menyatakan pihaknya berencana memulai konstruksi untuk ruas tol Solo-Ngawi pada kuartal kedua tahun depan.
Sebab, kata Mario yang juga direktur PT Solo Ngawi Jaya dan PT Ngawi Kertosono Jaya, sampai saat ini realisasi pengadaan tanah untuk ruas tol sepanjang 180 kilometer tersebut sudah mencapai 75 persen. 
"Untuk pembebasan tanahnya sudah 75 persen dan mudah-mudahan kita akan mulai konstruksi tahun depan," ujarnya ketika dihubungi VIVAnews di Jakarta, kemarin.  
Pembangunan awal jalan tol sepanjang 90,10 kilometer akan dimulai oleh PT Solo Ngawi Jaya. Namun, pemerintah akan membantu pembangunannya sepanjang 60 kilometer, dengan tujuan untuk meningkatkan kelayakan finansial proyek.
"Sedangkan 120 kilometer sisanya akan digarap oleh PT Ngawi Solo Jaya dan PT Ngawi Kertosono Jaya," tuturnya. 
Maria mengungkapkan, pihaknya menargetkan adanya bantuan dari sindikasi perbankan yang diteken pada awal tahun depan untuk membantu pembiayaan proses konstruksi ini. 
Sejauh ini, perseroan telah mendapatkan komitmen pembiayaan pembangunan jalan tol dari PT Bank Negara Indonesia Tbk. Namun, ia enggan menyebutkan besaran sindikasi tersebut karena pihaknya dan pemberi sindikasi masih bernegosiasi. 
Untuk ruas tol Solo-Ngawi, Maria memperkirakan akan bisa dioperasikan pada 2014 mendatang. Sedangkan untuk ruas Ngawi-Kertosono sepanjang 87 kilometer, baru bisa dioperasikan pada 2015. Sebab, pembebasan tanah untuk ruas ini baru mencapai 30 persen. 
"Untuk pembebasan tanah tol Solo-Kertosono secara keseluruhan baru mencapai 55 persen,"ungkapnya.
Sementara itu, secara keseluruhan proyek jalan tol ini akan memakan dana investasi sebesar Rp8,96 triliun. (umi)
SUMBER : http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/370381-pembebasan-lahan-tol-solo-kertosono-baru-75-

PROYEK TOL SOLO - KERTOSONO: Pembebasan Lahan di Karanganyar Lambat

KARANGANYAR – Pembebasan lahan jalan di Kabupaten Karanganyar yang akan digunakan untuk pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker) berjalan relatif lambat.
Bila pada Oktober 2012 lahan yang dibebaskan sudah mencapai 68 persen, pada Januari ini hanya bertambah sedikit menjadi 70 persen. Jumlah tersebut dengan rincian, 2.354 bidang tanah sudah dibebaskan seluas 1.531.410 meter persegi. Sedangkan bidang tanah yang belum dibebaskan yaitu 1.037 bidang dengan luas 452.202 meter persegi.
Lahan yang belum dibebaskan terdapat di Desa Wonorejo 44 bidang tanah, Jatikuwung 53 bidang, Jeruksawit 92 bidang, Karangturi 50 bidang, Kemiri 17 bidang, Kebak 35 bidang, Waru 30 bidang dan Ngasem 25 bidang. Selain itu ada juga bidang tanah untuk interchange tol yang belum dibebaskan yakni Kemiri 90 bidang dan Klodran enam bidang.
Wakil Ketua Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Karanganyar, Any Indrihastuti, menjelaskan pembebasan lahan ditargetkan rampung tahun ini. Untuk itu pendekatan kepada pemilik lahan terus dilakukan.
“Dibanding 2012, tahun ini sudah ada peningkatan persentase lahan yang sudah dibebaskan. Sesuai rencana awal, pembebasan lahan harus selesai tahun 2013,” jelas dia kepada Solopos.com, Kamis (3/1/2013) siang.
Terpisah, Camat Colomadu, Joko Budi Utomo, mengungkapkan kendala pembebasan lahan yakni belum adanya kesepakatan ihwal nominal ganti rugi kepada pemilik tanah. Solusinya, dia melanjutkan, perlu dilakukan pertemuan kembali antara P2T dengan seluruh pemilih tanah. Hanya saja sejauh ini belum ada agenda pertemuan tersebut.
“Masalahnya sederhana, belum ada kesepakatan nilai ganti rugi. Saat ini masih menunggu agenda pertemuan dengan P2T untuk membahas kelanjutannya bagaimana,” paparnya.
Sedangkan anggota DPRD Karanganyar dari dapil Gondangrejo dan Colomadu, Romdloni, mendesak penuntasan tahap pembebasan lahan. Alasannya proses pembangunan jalan tol Soker terus berjalan di lapangan. Dia mencontohkan pembangunan fly over jalan tol Soker di Desa Wonorejo, Gondangrejo, beberapa bulan terakhir. Pembangunan jalan layang tersebut mengganggu aktivitas jemaah Masjid At Takwa Wonorejo.
http://www.solopos.com/2013/01/03/proyek-tol-soker-pembebasan-lahan-di-karanganyar-lambat-364218


Ganti Rugi Lahan Proyek Tol Solo-Kertosono, Molor

SOLO—Proses ganti rugi pembebasan lahan proyek tol Solo-Kertosono (Soker) di Kampung Lemah Abang dipastikan urung diberikan tahun ini. Hingga sekarang, Panitia Pengadaan Tanah (P2T) proyek tersebut belum mengantongi kesepakatan transaksi dengan pemilik lahan. Pernyataan itu disampaikan Koordinator Sekretariat Pembantu P2T Pemkot Solo, Nunuk Marihastuti, di Balaikota, Jumat (7/12/2012).
“Pekan depan, kami baru mulai bermusyawarah dengan warga untuk mencari kesepakatan harrga. Untuk ganti rugi tampaknya belum bisa tahun ini,” ujar Nunuk.
Menurut Nunuk, tugas P2T dalam proyek tersebut sebatas mengelola administrasi calon penerima kompensasi. Hal itu meliputi pengukuran aset, pengumpulan berkas pertanahan hingga memastikan kesediaan pemilik lahan. Mengenai ganti rugi dan penentuan nilai pembebasan lahan, ia menilai hal tersebut menjadi wewenang Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU). “Setahu saya, nilai kompensasi di Solo terbagi menjadi tiga zona. Wilayah itu dibagi sesuai aspek ekonomis dan penggunaan lahannya,” terang dia.
Nunuk mengatakan, proses kompensasi ditarget rampung 2013 seiring penerjunan tim appraisal oleh Kemen PU. Selama ini, pihaknya kebagian mendata 67 sertifikat warga di Kampung Lemah Abang Kadipiro Banjarsari yang terdampak tol Soker. Menurut Nunuk, lahan yang dibutuhkan sekitar 2 hektare di 500 meter panjang tol dan 30 meter garis sempadan jalan. Informasi terkait pengukuran serta identitas pemilik lahan, imbuhnya, sudah diumumkan di Kelurahan Kadipiro. “Kami akan mengkroscek data itu saat bertemu warga. Setelah itu selesai baru melangkah ke harga.”
Nunuk menyebut kehadiran warga di pertemuan penting untuk mengklarifikasi penanggungjawab aset. Pasalnya, sekitar lima calon penerima kompensasi hingga kini sulit dihubungi. Selain itu, P2T membutuhkan surat kuasa apabila menemui jual beli lahan di bawah tangan. “Saat cek lapangan, beberapa di antaranya masih dalam satu sertifikat lantaran sebelumnya terjadi jual beli di bawah tangan. Kami butuh surat kuasa karena untuk pecah sertifikat sudah mepet waktunya,” terang dia.
Lurah Kadipiro, Sugeng Budi Prasetyo, mengatakan hasil pengukuran proyek tol ditindaklanjuti dengan pengiriman undangan ke masing-masing pemilik lahan. Materi sosialisasi mendatang sebatas pengecekan ukur. “Kelihatannya belum bicara soal harga. Namun pada prinsipnya, seluruh area yang dibutuhkan sudah tercatat. Jika warga ada masalah lain, kami imbau agar menyampaikannya di forum.”
Sumber : http://www.solopos.com/2012/12/07/ganti-rugi-lahan-proyek-tol-solo-kertosono-molor-355179

1 comment:

  1. wah keren, solo masuk jalur lintas jawa nih, aksesnya akan lebih mudah dan terjangkau :-)

    ReplyDelete