BETON, PLAT BETON, LANTAI BETON, COR BETON

PLAT BETON

Pengertian Beton Bertulang
Beton adalah Campuran dari semen, pasir, kerikil/split dengan perbandingan tertentu yang bisa diaduk dan dicampur dengan air, kemudian dimasukan kedalam suatu cetakan, kemudian campuran tersebut akan mengikat, mengering,  dan mengeras dengan baik setelah beberapa lama.
   Beton Bertulang adalah Campuran dari semen, pasir, kerikil/split dengan perbandingan tertentu yang bisa diaduk dan dicampur dengan air, kemudian dimasukan kedalam suatu cetakan dan didalamnya diberi tulangan-tulangan berupa besi atau baja, kemudian campuran itu akan mengikat, mengering,  dan mengeras dengan baik setelah beberapa lama. Konstruksi beton bertulang merupakan komponen dalam bangunan yang tidak dapat dipisahkan dengan komponen lainnya karena merupakan salah satu subsistem dalam bangunan. Sebelum pelaksanaan pembangunan gedung  diperlukan penggambaran konstruksi beton. Penggambaran harus sesuai dengan perencanaan, sehingga dalam pelaksanaan tidak akan mengakibatkan kefatalan atau kegagalan dalam konstruksi.                                   
            Penggambaran Konstruksi Beton Bertulang diperoleh dari hasil perencanaan dan perhitungan-perhitungan konstruksi beton bertulang. Untuk itu diperlukan seseorang yang mempunyai keahlian khusus dalam perencanaan dan perhitungan konstruksi beton bertulang yang diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan.  Dalam perhitungan beton bertulang dimulai dari konstruksi yang paling atas (plat atap) dan diakhiri dengan perhitungan konstruksi paling bawah (pondasi), sedangkan dalam pelaksanaan di lapangan sebaliknya pembangunan dimulai dari konstruksi yang paling bawah ke konstruksi yang paling atas.
Menggambar Rencana Plat
v  Plat berada di atas balok, yang berfungsi sebagai pijakan/landasan. Bersama balok dan kolom, pelat melengkapi ketiga elemen dasar dan bangunan pada umumnya. Pelat dapat terdiri atas unit pracetak atau sebagian beton yang dicor setempat sedapat mungkin monolit (menjadi satu) dengan balok pendukungnya.
v  Sifat pelat di bawah suatu pembebanan, dalam kaitannya dengan keadaan dukungan ujung dan dukungan antara adalah mirip dengan balok. Tergantung pada bentuk panel pelat yang ditinjau, yaitu perbandingan antara panjang pada lebarnya, desain mungkin dilakukan sebagai penegangan satu arah saja, atau dalam dua arah yang biasanya tegak lurus satu dengan yang lain.
v  Di dalam praktek, suatu pelat yang yang direncanakan membentang satu arah saja akan mencoba, menurut beberapa tingkat kemampuannya untuk menegang pada arah lain mengikat sifat alamiah konstruksi sebagai satu kesatuan.
v  Oleh karena itu, tulangan yang jumlahnya minimum dipasang pada arah tegak lurus terhadap tulangan utama. Peletakan tulangan atas dan tulangan bawah pelat adalah serupa dengan peletakannya pada balok.
v  Pelat dapat diberi tulangan yang berbentuk anyaman yang diikat dengan kawat beton.

  1. Merancang Denah Rencana Penulangan plat
     Untuk merancang denah rencana penulangan plat, pertama-tama dibuat dahulu gambar-skema denah dari plat dan balok atap/lantai tersebut dengan diberi notasi mengenai nama plat dengan huruf a, b, c dan seterusnya nomor, balok dengan nomor 1,2, 3 dan seterusnya, gambarkan-skema denah plat dan balok atap/lantai dengan nama plat dan nomor balok.
   Simbol Konstruksi Beton Bertulang
            Simbol adalah: penunjang dalam penggambaran, sehingga siapapun penggunanya dapat menterjemahkan gambar tersebut untuk diri sendiri maupun kepada orang lain. Ataupun pengertian gambar antara satu dengan lainnya sama.



   Agar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang untuk pelat luifel, atap dan lantai sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan perlu memahami ke tentuan-ketentuan yang terkandung dalam konstruksi beton bertulang.
         Apabila momen yang bekerja kecil, maka jarak tulangan pokok dari pusat ke pusat maksimal 40 cm.
         Untuk segala hal tulangan pelat tidak boleh kurang dari 0,25% dari luas penampang beton (untuk keperluan tulangan pokok, pembagi, dan susut).
   Beberapa syarat yang harus diperhatikan untuk penulangan plat menurut PBI 1971 :
v  Tebal pelat lantai tidak boleh diambil kurang 12 cm dan 7 cm untuk pelat atap.
v  Luas tulangan pembagi harus diambil minimum 0.25% dan luas beton.

No comments:

Post a Comment